Hadiah Untuk Ibu

30 Juli 2010

Senang sekali jadi ibu....
Nyaris tiap hari dapat hadiah
Sejak anak-anak bisa menulis, mereka sering membuatkan saya surat cinta
Berisi gambar dan kata-kata sayang

Biasanya tiap pulang kerja, mereka langsung menyambut saya sambil teriak bersahutan,
"Aku punya hadiah buat ibu..."kata Karisma
"Aku juga punya hadiah buat ibu..."si Wita gak mau kalah
Kemudian saya disuruh tutup mata

Dan taraaa!

"Hadiah buat ibu!"

Kertas bergambar berebut diberikan, paling sering gambar putri, yang satu putri Karisma, Putri Wita, Ratu Sari dan Pangeran Ibnu
Geli banget deh...
Mereka tuh suka bayangin di kerajaan antah berantah....

Kadang hadiah itu berupa tempat crayon kosong yang dibungkus , apa aja deh pokoknya ada gambarnya putri-putri , entah sebagai pembungkus, entah isinya
Kadang bapaknya dapat hadiah juga , saya dan bapaknya disuruh milih hadiahnya, dan kacaunya kalo bapaknya dapat jepit rambut, harus dipakai...hihi...

Begitulah kalau anaknya perempuan semua, kalau ada yang laki-laki mungkin hadiah buat Bapaknya bola kali ya...


Pernah juga saya dapat hadiah kalung dari tali pinggang baju Wita yang digunting warna biru muda berbunga-bunga kecil biru agak tua dan diberi gantungan dari tutup minyak wangi di tengahnya, tutupnya itu mirip cetakan kue lho, dari logam, mungkin aluminium, berbentuk hati,
cara pasangnya dengan ditalikan ke leher , mirip choker, keren juga, meskipun sedikit aneh,
dan saya berhari-hari harus memakai kalung itu....

Untungnya kalo ke kantor ketutup kerudung

Ada lagi hadiah bros dari kertas yang digambari dan saya pakai sampai ke kantor



Juga kalau mereka pergi main sepeda berdua, pulangnya pasti bawa bunga untuk saya
Seneng deh, karena saya gak pernah dapat bunga dari cowok yang naksir saya, pacar , maupun suami, obsesi hadiah romantis....

Ya harus terima, meskipun bunga itu cuma bunga bougenville, adenium (mereka ngambil dari pot tetangga depan rumah - ampun deh, galak lho orangnya), satu genggam bunga dadap merah, bahkan kadang bunga rumput, tapi saya seneng, meskipun bukan mawar putih seperti cita-cita saya....


Kemarin saya dapat hadiah yang bikin saya terharu, dompet coklat kecil dari Karisma
Dompet kecil itu deberikan dengan kata-kata," Ini hadiah buat ibu..." dibungkus dengan kertas yang sudah digambarinya putri dengan pensil.
Dompet kecil itu berbentuk kotak kecil terbagi menjadi 2 bagian yang masing-masing berpenutup ruitsleting dengan ganbar tempelan kain berbentuk hati warna merah dan dua aplikasi bunga kecil warna hijau dan pink pucat, mirip dompet yang biasa dibawa ibu-ibu, biasanya diisi dengan beberapa HP, dan ternyata pas sekali dengan HP saya, dia senang sekali waktu langsung saya pakai untuk tempat HP, tersenyum lebar sambil memandang saya dengan bahagia

"tadi ada yang warna coklat dan merah, tapi aku pilihkan yang coklat buat ibu..."
"beli di mana, nak?"
" di temanku..."
"Kakak dapat uang dari mana?"
"dari uangku"
" Kakak punya uang? berapa harganya..." (sedikit gak enak hati...)
"dua ribu..."
(lega, berarti dari uang jajan, karena di sekolahnya tidak boleh bawa uang lebih dari dua ribu rupiah, kalau lebih akan diambil ustadzahnya dan diinfaqkan,
biasanya saya bawakan dua ribu karena dia suka makan paginya tidak selesai dan jam 9 waktu istirahat sudah kelaparan,
dan selama ini selalu dibelikan nasi goreng yang dikemas dalam plastik sangat kecil, harganya seribu rupiah
Kalo makan paginya habis, Karisma tidak jajan, jadi uangnya masih utuh)
"kok murah banget, kasihan dong temannya...."
"memang kan sama ustadzah gak boleh jualan yang mahal-mahal...
(saya bayangin tuh teman pasti rugi, kasihan, mana ada dompet harganya dua ribu rupiah, bahannya aja gak dapat...)
"tadi dompet yang merah dibeli Sofi, yang coklat aku yang beli..."
"terima kasih ya...," saya peluk dan saya cium dia, "Kakak baik sekali..."

Sedih juga.... (ibu ini kalau terharu bawaannya mau nangis...hik...)
saya bayangin dia gak bisa jajan hari itu karena belikan ibunya hadiah...